Sabtu, 12 Maret 2011

PAKAIAN ADAT PENGANTIN

Pengantin Solo, Solo Basahan

Makna dari busana basahan adalah simbolisasi berserah diri kepada kehendak Tuhan akan perjalanan hidup yang akan datang. Busana basahan mempelai wanita berupa kemben sebagai penutup dada, kain dodot atau kampuh, sampur atau selendang cinde sekar abrit (merah), dan kain jarik warna senada, serta buntal berupa rangkaian dedaunan pandan dan bunga-bunga yang bermakna sebagai penolak bala.

Jogja Paes Ageng

Tata rias dan busana pengantin khas Jogjakarta tentunya terinspirasi dari corak busana pengantin tradisi Keraton Jogjakarta. Pengantin Jogja Paes Ageng menggunakan dodot atau kampuh lengkap dengan perhiasan khusus. Paes hitam dengan sisi keemasan pada dahi, rambut sanggul bokor dengan gajah ngolig yang menjuntai indah, serta sumping dan aksesoris unik pada mempelai wanita. Pada pengantin pria, memakai kuluk menghiasi kepala, ukel ngore (buntut rambut menjuntai) dilengkapi sisir dan cundhuk mentul kecil.


Jogja Putri
Pengantin Jogja Putri menggunakan sanggul tekuk berhias sebuah mentul besar menghadap belakang dan pelat gunungan bagi mempelai wanita. Busana tradisionalnya menggunakan kebaya beludru panjang berhias sebuah bordir keemasan dan kain batik prada. Namun dengan banyaknya sentuhan modern, muncullah gaya Kesatrian Modifikasi yang terinspirasi dari tata rias Jogja Putri. Yang membedakan adalah busana yang digunakan adalah kebaya bahan lace berpadu kain prada, bersanggul gelung tekuk berhias cundhuk mentul (kembang goyang) serta untaian melati menjuntai di dada . Mempelai pria berbusana beskap putih dipadu bawahan kain batik prada serta blangkon penutup kepala.


Sunda Siger
Busana pengantin Sunda Siger juga terinspirasi dari busana putri-putri kerajaan Sunda di masa lampau. Pengantin wanita Sunda Siger mengenakan kebaya brokat kuning atau krem. Perhiasan yang dikenakan yaitu Kelat Bahu di kedua lengan, gelang permata, cincin permata dan dua buah kalung pendek dan panjang.

Di bagian bawah, kain batik dengan motif khusus yaitu Lereng Eneng Prada atau Sido Mukti dengan wiron (lipatan pada bagian depan kain) sebagai pemanis. Sama halnya dengan pengantin Sunda Putri, pengantin Sunda Siger biasanya mengenakan selop yang terbuat dari bahan yang sama dan warna senada dengan kebaya pengantin. Pengantin wanita akan terlihat cantik menyeluruh, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sederhana namun tetap elegan.

Sama halnya dengan pengantin Sunda Putri, pengantin pria pun mengenakan Jas buka Prangwedana berwarna sama dengan pengantin wanita. Demikian pula dengan kain batik yang dikenakan pengantin pria, harus sama dengan pengantin wanita, yaitu kain batik corak Lereng-eneng atau Sido Mukti. Pengantin pria juga memakai Bendo hiasan permata, Boro Sarangka (tempat menyimpan keris), dan keris sebagai pelengkap.


Adat Palembang (Aesan Gede)
Keindahan gaya busana aesan gede memang tak terbantahkan. Mencitrakan keanggunan sosok bangsawan. Gemerlap perhiasan warnah merah keemasan tentunya menjadi pusat perhatian. Mahkota Aesan Gede, bungo cempako, kembang goyang, kelapo standan, merefeksikan kejayaan dan keragaman budaya semasa kejayaan Sriwijaya. Baju dodot dipadu kain songket lepus bermotif napan perak menjadi salah satu keunikannya.


sumber: allegra

1 komentar:

  1. terima kasih, bagus artikel anda .....
    Ditunggu kunjungan baliknya di www.infobagusnih.blogspot.com


    GRATIS EBOOK CARA MERAWAT LAPTOP DAN LAINNYA JUGA BAnYAK GRATISNYA>>> spesial

    BalasHapus